Minggu, 30 Juni 2013

Makna Dhvaja, Pataka dan Chattra




Chattra

“Chattra” adalah penutup, digantung di puncak atas Rupang Buddha, maknanya adalah mencegah pencemaran, hari ini kita mengatakannya dengan istilah pelestarian lingkungan. Dengan cara apa untuk mencegah pencemaran? Yakni dengan ceramah Dharma. Ceramah Dharma adalah cara untuk mencegah pencemaran, setiap saat menyadarkan dirimu, membantu dirimu untuk tercerahkan, maka itu anda perlu mengetahui maknanya, harus melakukannya dengan benar.  Maka itu perlu diketahui bahwa menggantung pataka adalah menyelenggarakan kebaktian bersama, menggantung dhvaja adalah ceramah  Dharma.

(Naskah petikan dari ceramah Master Chin Kung dengan judul Ksitigarbha Sutra seri ke 26)



「蓋」是寶蓋,這是懸在佛像的頂上,它表法的意思是防止污染,我們今天講的環境保護。用什麼方法來防止污染?要講經說法。講經說法就是防止污染,時時刻刻提醒你、幫助你覺悟,所以你要懂得意思,要真正去做。由此可知,懸旛就是提倡共修,懸幢就是講經說法,名實相副。

節錄自 地藏菩薩本願經講記 第二十六集 (淨空法師啟講於新加坡淨宗學會)






Keterangan gambar : Pataka yang bertuliskan Namo Amituofo



Apa yang dimaksud dengan Dhvaja dan Pataka?

 “Pataka” adalah bendera dalam Agama Buddha, apa kegunaannya?  Yakni untuk mengundang masyarakat datang mendengar  ceramah Dharma dan mengadakan kebaktian bersama, inilah maknanya. Sebelumnya kita telah membaca, bahkan saya juga meminta praktisi sekalian untuk lebih memperhatikan bahwa baik di atas pataka, dhvaja dan chattra, tidak boleh ditulis nama Buddha atau nama Bodhisattva, juga tidak boleh ada lukisan Rupang Buddha atau Bodhisattva, mengapa? Ini adalah perlengkapan persembahan, tidak boleh menggunakan Buddha dan Bodhisattva untuk mempersembahkan kepada Buddha dan Bodhisattva.

Maka itu baik pataka, dhvaja maupun chattra tidak disulam nama Buddha maupun nama Bodhisattva, mengetahui bahwa ini adalah perlengkapan persembahan. Bila ingin memberikan persembahan, haruslah dengan ketulusan hati. Jika tidak ada Dharma sejati, anda menggantung pataka, dhvaja dan chattra, ini hanyalah sebuah penampilan saja, tidak ada isinya. Seperti ruang kebaktian kita ini, harus menggantung pataka, sedangkan di ruang ceramah digantung dhvaja, hari ini ada ceramah.

Pada masa dahulu ini sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada kegiatan ceramah, vihara kami hari ini ada ceramah Dharma, maka itu di atas tiang bendera kita menggantung tanda ini, orang yang melihatnya jadi tahu bahwa di vihara hari ini ada ceramah, hari ini ada kebaktian; pataka adalah kebaktian bersama. Sekarang ini adalah sebuah peringatan, karena di tengah kota yang ramai, anda menggantung bendera tidak dapat dilihat orang. Saat kini kita menggunakan suratkabar sebagai media pemberitahuan atau menyebarkannya lewat telepon, ini adalah makna dari pataka dan dhvaja.

(Naskah petikan dari ceramah Master Chin Kung dengan judul Ksitigarbha Sutra seri ke 26)



Artikel terkait :
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 13 Mei 2011 (Bgn 4)

  
幢幡寶蓋是什麼意思?什麼用途?

要曉得懸旛、懸蓋是什麼意思?「旛」是佛門裡面的旗幟,什麼用途?是召來大眾聽經聞法共修的,是這個意思。前面我們曾經讀到,我還特別叫同學們注意,旛幢寶蓋上面決定不可以用佛菩薩的名號,不可以用佛菩薩的形像,為什麼?這是供具,供養具,不可以用佛菩薩來供養佛菩薩,那成什麼話!

所以旛幢寶蓋不繡佛菩薩的名號,知道這是供養具。我們要供養,是以我們自己虔誠心去供養,這樣才好。沒有正法,你選旛幢寶蓋,那只是個樣子,沒有內容。像我們現在念佛堂,這是應當要懸旛,講堂懸幢,今天講經。在過去這是訊息,通知大家,我這個道場今天講經,我們旗杆上掛這個標誌,人家一看知道今天道場有講經,今天道場有共修;旛是共修。現在這是一種紀念,因為都市都是大廈林立,你掛的旗幟外面人看不見。現在我們用報紙廣告,用電話來傳達,這就是旛幢的意思。


節錄自 地藏菩薩本願經講記 第二十六集 (淨空法師啟講於新加坡淨宗學會)





Selasa, 18 Juni 2013

Mengenal Sekilas Master Guang Qin



Mengenal Sekilas Master Guang Qin

Master Guang Qin (1892 – 1986), sebelum memasuki anggota Sangha, nama beliau adalah Huang Wenlai lahir pada tahun 1892 di Provinsi Fujian, China.  Keberhasilan beliau yang terbesar adalah setelah tahun 1948 menyebarkan Buddha Dharma di Taiwan. Beliau berbeda dengan anggota Sangha lainnya, Master Guang Qin tidak mengenal huruf,  namun beliau berusaha keras dalam melatih diri dan dengan tindakan nyata mengajari insan lain, dan yang terpenting adalah beliau diakui sebagai sosok satu-satunya yang telah memperoleh pencerahan di Taiwan, sehingga menjadi salah satu Bhiksu yang terkenal di Taiwan.

Selain itu legenda mengenai kemampuan gaib yang dimiliki Master Guang Qin sangatlah banyak, seperti yang dikisahkan dari tahun 1947 – 1964, beliau memasuki samadhi di hutan dan hanya mengkonsumsi buah-buahan. Karena itu dalam legenda Taiwan ada sebutan “Bhiksu Buah-buahan”. Dan lagi “Bhiksu Penakluk Harimau”, karena ketika Master sedang duduk bersamadhi melafal Amituofo di  dalam gua gunung, persediaan makanan nya habis, maka mengganti dengan mengkonsumsi buah-buahan, saat itu di hutan juga ada kera dan harimau, lama-kelamaan, mereka mulai patuh, sampai kisah mujizat ada harimau yang ber trisarana, dan kera yang memberi persembahan. Dalam tanya jawab dengan Master Guang Qin, ada sepenggal perbincangan yang menarik : “Guru, kabarnya anda memiliki kemampuan gaib, jika tidak ada, mengapa anda bisa mengetahui kejadian yang akan datang? Sesungguhnya anda memiliki kemampuan gaib atau tidak?”  Master Guang-Qin menjawab : “Kalau ada makan maka ada keluar” (maksudnya kalau ada mengkonsumsi makanan maka pengeluaran juga lancar)

Pada tanggal 13 Februari 1986 dalam usia 94 tahun Master Guang Qin wafat dan sebelumnya beliau tidak perlu menggunakan tongkat, juga tidak memerlukan pegangan orang lain, tubuh sehat dan gerakan juga masih lincah.


Menerima sila di usia paruh baya

Pada tahun 1927, Master Guang Qin yang berusia 35 tahun, menerima sila di provinsi Fujian China dan memiliki nama Guang Qin. Sumber lain menyebutkan beliau ditabhiskan pada usia 42 tahun. Namun yang pasti adalah setelah ditabhiskan beliau melatih diri dengan keras di Fujian, tujuh tahun menjalani kehidupan bersamadhi di dalam gua gunung di Fujian. Selama itu beliau menggunakan sutra Buddha untuk mengenal huruf, cara beliau melafal sutra, yang terpenting adalah dari melafal Namo Amituofo sebagai dasar untuk melatih diri. Maka itu setelah terkenal, beliau tidak pernah membabarkan satu sutra pun.


Menyebarkan Dharma di Taiwan

Pada tahun 1948 Master Guang Qin menuju ke Taiwan untuk menyebarkan ajaran Buddha. 


Tidak Berbaring

Master Guang Qin selain tidak beristirahat dengan sikap berbaring, juga melatih diri dengan keras, yang paling khusus adalah cara beliau memberikan ceramah, yang senantiasa menasehati insan lain untuk bervegetarian. Kalimat yang paling sering diucapkan beliau kala ada umat yang datang meminta bimbingan adalah “Melafal Amituofo!  Jangan makan daging!”. Karena itu tidak perlu susah payah membaca sutra, yang terpenting adalah melafal “Namo Amituofo” dan bervegetarian adalah metode yang praktis, sampai sekarang masih begitu berpengaruh pada masyarakat Taiwan.


Ajaran Sukhavati adalah Dhyana

Master Guang Qin tidak banyak berteori, beliau hanya berharap agar para umat dapat bervegetarian dan melafal Amituofo. Beliau juga telah sering mengumandangkan bahwa ajaran Sukhavati adalah Dhyana.

Sampai saat ini para peneliti agama di Taiwan menganggap bahwa  Master Guang Qin telah banyak memberikan sumbangsih pada perkembangan aliran Sukhavati. Master Guang Qin telah menjadi salah satu dari Tiga Tokoh Besar Aliran Sukhavati,  bersama dengan Upasaka Li Bing-nan dan Master Zhu Yun.

Sumber : 

釋廣欽